Upaya memahami karya sastra dapat dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur dalam (intrinsik). Unsur-unsur dalam sebuah karya sastra memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Berikut ini unsur-unsur intrinsik yang ada dalam karya sastra.
Tema
Dapat kita peroleh setelah kita membaca secara menyeluruh (close reading) isi cerita. Tema yang diangkat biasanya sesuai dengan amanat atau pesan yang hendak disampaikan oleh pengarangya. Tema menyangkut ide cerita. Tema menyangkut keseluruhan isi cerita yang tersirat dalam cerpen.
Tema dalam cerpen dapat mengangkat masalah persahabatan, cinta kasih, permusuhan, dan lain-lain. Hal yang pokok adalah tema berhubungan dengan sikap dan pengamatan pengarang terhadap kehidupan. Pengarang menyatakan idenya dalam unsur keseluruhan cerita.
Jalan cerita dan alur
Alur tersembunyi dibalik jalan cerita. Alur merupakan bagian rangkaian perjalanan cerita yang tidak tampak. Jalan cerita dikuatkan dengan hadirnya alur. Sehubungan dengan naik turunnya jalan cerita karena adanya sebab akibat, dapat dikatakan pula alur dan jalan cerita dapat lahir karena adanya konflik. Konflik tidak harus berisikan pertentangan antar orang per orang. Konflik dapat hadir dalam diri sang tokoh dengan dirinya maupun dengan lingkungan disekitarnya.
Hal yang menggerakan kejadian cerita adalah plot. Suatu kejadian baru dapat disebut cerita kalau di dalamnya ada perkembangan kejadian. Dan suatu kejadian berkembang  kalau ada yang menyebabkan terjadinya perkembangan konflik.
Adapun kehadiran konflik harus ada sebabnya. Secara sederhana, konflik lahir dari mulai pengenalan hingga penyelesaiaan konflik. Untuk lebih jelasnya, urutan tingkatan konflik adalah sebagai berikut.
Tokoh dan Perwatakan
Cara tokoh dalam manghadapi masalah maupun kejadian tentunya berbeda-beda. Hal ini disebabkan perbedaan latar belakang (pengalaman hidup) mereka. Dengan menggambarkan secara khusus bagaimna suasana hati tokoh, kita lebih banyak diberi tahu latar belakang kepribadiannya, penulis yang berhasil menghidupkan watak tokoh-tokoh ceritanya berate berhasil pula dalam menghidupkan tokoh.
Dalam perwatakan tokoh dapat diamati dari hal-hal berikut :
  • Apa yang diperbuat oleh para tokoh; 
  • Melalui ucapan-ucapan tokoh; 
  • Melalui penggambaran tokoh; 
  • Melalui pikiran-pikirannya; 
  • Melalui penerangan langsung.
Latar (setting)
Latar (setting) merupakan salah satu bagian cerpen yang dianggap penting sebagai penggerak cerita. Setting mempengaruhi unsur lain, semisal tema atau penokohan. Setting tidak hanya menyangkut lokasi di mana para pelaku cerita terlibat dalam sebuah kejadian.
Adapun penggolongan setting dapat dikelompokan dalam setting tempat, setting waktu, dan setting sosial.
Sudut pandang (Point of View)
Point of view berhubungan dengan siapakah yang memceritakan kisah dalam cerpen? Cara yang dipilih oleh pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Hal ini dikarenakan watak dan pribadi si pencerita…akan banyak menentukan cerita yang dituturkan pada pembaca.
Adapun sudut pandang pengarang terdiri dari empat macam, yaitu sebagai berikut.
Objective point of view. Dalam teknik ini pengarang hanya menceritakan  apa yang terjadi, seperti anda melihat film dalam televisi. Para tokoh hadir dengan karakter masing-masing. Pengarang sama sekali tidak mau masuk ke dalam pikiran para pelaku.
Omniscient poin of view. Dalam teknik ini, pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya. Ia biasa menciptakan apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkannya.
Point of view (orang pertama). Teknik ini lebih populer dikenal di Indonesia. Tekni ini dikenal pula dengan teknik susut pandang “aku”. Hal ini sama halnya seperti seseorang mengajak berbicara pada orang lain.
Point of view (orang ketiga). Teknik ini biasa digunakan dalam penuturan pengalaman seseorang sebagai pihak ketiga. Jadi, pengarang hanya “menitipkan” pemikirannya dalam tokoh orang ketiga. Orang ketiga (“dia”) dapat juga menggunakan nama orang.
Gaya
Gaya menyangku cara khas pengarang dalam mengungkapkan ekspresi berceritanya dalam cerpen yang ia tulis. Gaya tersebut menyangkut bagaimna seorang pengarang memilih tema, persoalan, dan menceritakannya dalam sebuah cerpen.
Amanat
Amanat adalah bagian akhir yang merupakan pesan dari cerita yang dibaca. Dalam hal ini, pengarang “menitipkan” nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari cerpen yang dibaca. Amanat menyangkut bagaimana sang pembaca memahami dan meresapi cerpen  yang i abaca. Setiap pembaca akan merasakan nilai-nilai yang berada dari cerpen yang dibacanya.
Hal lain yang termasuk unsur sastra adalah unsur ekstrinsik. Unsur ini berada diluar karya sastra itu sendiri. Misalnya nama, penerbit, tempet lahir pengarang, harga buku, hingga keadaan disekitar saat karya sastra tersebut ditulis. (Adi abdul somad et.al 65 : 2009)

Post a Comment

Selamat Datang di Satu Djiwa Blog, Semoga Apa yang Ada di Blog Sederhana ini Bermanfaat Bagi Para Pengunjung